Kamis, 30 Mei 2013

Kegunaan Humor

Kegunaan Humor dalam komunikasi interpersonal di lingkungan pendidikan dan  tempat kerja.
Pendahuluan
Humor sering dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi perhatian dan penelitian akademik atas humor masih belum mendapatkan perhatian yang lebih dalam. Humor merupakan elemen dasar dalam interaksi sosial manusia, hal ini terbukti melalui perannya dalam beberapa entitas sosial seperti pada bermacam-macam kelompok persaudaraan.
Humor bisa menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan pesan. Humor juga dapat memecahkan kebekuan, mengisi jeda waktu luang yang tidak nyaman  dan dapat pula membangun solidaritas grup menjadi lebih erat. Dengan menggunakan humor ada pendapat bahwa kualitas hidup, kepuasan kerja dan kinerja meningkat.
Beberapa hal yang menjadi pertanyaan dan menarik untuk diteliti adalah apakah humor memiliki pengaruh pada hubungan komunikasi interpersonal dalam lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja? Artinya apakah humor dapat meningkatkan produktivitas dalam dunia kerja?
Selanjutnya dalam komunikasi didunia pekerjaan bagaimana humor yang dikeluarkan oleh pimpinan mempengaruhi anak buah dalam pekerjaanya? Dampak positif apa yang didapat dari karyawan dari kegunaan humor? Dan bagaimana proses humor yang ada memberikan manfaat fisik dan psikologis kepada manusia?
Pembahasan
Humor di dunia pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Miller (2008) memberikan kesimpulan bahwa dengan penggunaan humor dilingkungan kerja para pengajar menggunakan humor dapat mengatasi stress saat mengajar. Efek positif dari humor dalam penelitian ini adalah humor dapat membangun hubungan kolegial, rejuvenation atau peremajaan, dan mencegah kemarahan atau pertengkaran. Humor dalam dunia pendidikan menciptakan lingkungan dimana antara pengajar dan siswa saling merasakan hal yang sama dan secara psikologis menciptakan rasa saling terikat (Glenn 2002 dalam Shiyab 2009).
Humor dalam dunia pekerjaan
Humor menyajikan beberapa variasi fungsi dalam komunikasi interpersonal, salah satunya adalah melepaskan ketegangan atau menyelesaikan konflik. Menurut Dyadic Power Theory (Dunbar 2004; Dunbar dan Abra 2010; Dunbar et al., 2012), diprediksi bahwa dalam interaksi sosial yang sama kuat menggunakan lebih banyak humor dan humor yang digunakan berbeda-beda tipenya disesuaikan dengan tinggi atau rendahnya power dari lawan bicara mereka. Hasil dari penelitiannya menemukan bahwa power seseorang tidak berpengaruh terhadap jumlah humor yang mereka gunakan secara keseluruhan tetapi bagi mereka yang memiliki power yang sama menggunakan humor untuk melepaskan ketegangan dibanding penggunaan humor pada orang yang memiliki power yang berbeda. Penggunaan humor tidak berakibat pada kepuasan individu-individu yang berinteraksi, tetapi bagi mereka yang ikut tertawa bersama rekan mereka diberi lebih banyak pengaruh dalam penyelesaian masalah.
Bahwa adanya gelak tawa merupakan suatu hal yang penting dalam humor percakapan spontan karena tertawa merupakan indikasi bahwa candaan tidak hanya dinikmati tetapi juga dipahami (Hay 2001; Dunbar et al., 2012). Hay (2000) dalam Dunbar et al., (2012) juga mengidentifikasi tiga fungsi humor antar teman: humor sebagai bentuk solidaritas, humor untuk memenuhi kebutuhan psikologis, dan humor suntuk menunjukan kekuatan.
Keuntungan yang diperoleh dari humor adalah mengurangi stress (Patricia 1991; Miller 2008). Ketika orang tertawa sebagai akibat dari humor maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang mempercepat orang sembuh dari penyakitnya. Humor dapat mengurangi tekanan dan memberikan kesegaran. Dengan badan yang segar dan sehat dapat meningkatkan produktivitas.
Pada masa sekarang tidak berlaku lagi kerja adalah kerja dan bermain adalah bermain. Humor dapat diterima dalam dunia pekerjaan. Dari dunia medis humor menghasilkan efek tertawa lepas yang melenturkan otot-otot, meningkatkan aliran adrenalin, melatih sistem kardiovaskuler dan membersihkan mata dengan keluarnya air mata. Hal lain adalah tubuh akan memperoduksi endorphin dimana hal ini sama dengan ketika orang mengalami rasa cinta dan orgasme seksual.
Penggunaan humor dalam komunikasi dapat berdampak negatif atau positif. Untuk dapat menghasilkan dampak positif dalam penggunaan humor maka pembicara harus memperhatikan : 1) Mengetahui siapa audience. 2) Memiliki ketrampilan untuk mengetahui waktu yang tepat dalam menggunakan humor. 3) Cara menyampaikan berita melalui humor harus benar. 4) Humor harus memiliki unsur originalitas (McIlheran, 2006).
Kesimpulan
Humor merupakan sebuah elemen penting dalam interaksi sosial sebuah komunitas masyarakat, humor memiliki berbagai macam peran dalam interaksi sosial, sebagai media penyampaian pesan,  mengisi waktu luang serta membangun solidaritas kelompok menjadi lebih erat.
Humor dapat digunakan pada dunia pendidikan maupun dunia kerja, untuk mengurangi stress saat proses belajar mengajar maupun stress yang timbul akibat tekanan pekerjaan, bahkan menurut dunia kesehatan, humor dapat menjadi suatu media untuk meningkatkan adrenalin, melenturkan otot-otot tubuh, dan membersihkan mata. Namun penggunaan humor juga dapat berdampak positif dan negatif, maka dari itu penggunaan humor harus memperhatikan kepada siapa humor tersebut ditujukan, mengetahui kapan waktu yang tepat dalam menggunakan humor, dan penyampaian humor tersebut harus benar dan original.


Daftar Pustaka
McIlheran, J. (2006). The use of humor in corporate communication. International Journal, 11(3), 267-274.
Miller, B.N. (2008). The uses and effects of humor in the school workplace. Proquest dissertations and theses.
Dunbar, N.E. et al (2012). Humor use in power differentiated interactions. Humor, 25(4), 469-489.

Shiyab, S. (2009). Pedalogical effect of humor on teaching. United Arab Emirates University http://www.academia.edu/698395/Pedagogical_Effect_of_Humor_on_Teaching

Tidak ada komentar:

Posting Komentar