A. LATAR BELAKANG
Semakin
membaiknya tingkat standar kehidupan
di berbagai belahan dunia memiliki
implikasi bagi
sikap terhadap
pekerjaan dan
rekreasi. Kenaikan
pendapatan cenderung
disertai dengan pergeseran nilai untuk memperoleh rekreasi
lebih banyak karena kini orang memiliki kemampuan untuk membayar hal-hal yang
mereka inginkan.
Tren ini terlihat di
Eropa, di mana
telah terjadi penurunan jam
kerja sejak tahun 1970
serta di
Amerika Latin dan Karibia.
Hal ini bahkan mulai
muncul di
Amerika Serikat dan
Asia Timur yang
secara tradisional jam
bekerja jauh lebih lama dari Eropa dan banyak negara
berkembang (World Tourism Organization, 2010).
Efek peningkatan
kesejahteraan dalam teorinya
tentu tidak dapat dijelaskan secara sederhana seperti itu. Pada tingkat tertentu utilitas kesejahteraan
dapat berhenti.
Orang-orang di
Barat yang telah berkembang gaya hidupnya,
terutama di Amerika Serikat
di mana pendapatan
mengalami stagnasi, setidaknya
untuk sementara ini,
sementara biaya
hidup telah meningkat
mengakibatkan penurunan secara
riil dalam standar
hidup. Krisis ekonomi 2008/2009 menjadi penyebab dari buruknya keadaan
ini. Batasan kemampuan ekonomis berdampak pada pilihan liburan selama
beberapa tahun
yang akan datang (World Tourism
Organization, 2010).
Pada tahun 2011, output dunia - dan pendapatan per kapita -
terus pulih dari resesi 2008-2009. Gross World Product (GWP) tumbuh 3,7%,
dibanding tahun 2010. Sementara itu bisnis perjalanan dan pariwisata menyumbang
angka yang cukup besar dalam GDP dunia yaitu sebesar 6 triliun dollar AS. Hal
ini berarti bahwa sebesar 9% GDP dunia adalah berada di sektor perjalanan dan
pariwisata. Dampak dari besarnya bisnis ini adalah 260 juta orang bekerja pada
sektor yang terlibat pada pariwisata baik langsung maupun tidak langsung dan
100 juta diantaranya terlibat langsung. Demikian data dari World Tourism
Council.
Lebih lanjut dari hal tersebut adalah permintaan perjalanan
dan pariwisata menimbulkan dampak terhadap investasi. Pembangunan hotel,
pembaharuan moda transportasi udara dan bisnis kapal wisata besar. Pada tahun
2011, data dari World Tourism and Travel Council menyebutkan bahwa 4,5%
investasi dunia yaitu sebesar 650 milyar dollar AS berada pada sektor ini.
Sehubungan dengan itu, Bali sebagai tujuan wisata dunia,
tentu tidak hanya mengandalkan kunjungan wisatawan dalam negeri. Hal ini
ditunjukkan oleh banyaknya hotel di sekitar kawasan Bali Selatan yang merupakan
pembidik para wisatawan manca negara. Mahalnya tarif hotel per malam dapat
menunjukkan bahwa segmentasi pasar yang ingin diperoleh adalah para pelancong
luar negeri yang berkantong tebal dan menginginkan tingkat kepuasan layanan
hotel yang memiliki standar tinggi.
B. PEMBAHASAN
Menurut
World Tourism Organisation (2010) demografi merupakan salah satu faktor
eksternal yang membentuk permintaan pariwisata dan pembangunan. Struktur
masyarakat yang terus berubah, dan untuk instansi publik dan swasta yang
bekerja di sektor pariwisata adalah relevan untuk mempelajari perubahan-perubahan
dalam rangka untuk mengantisipasi dan bereaksi terhadap perubahan dan menyusun
cara dan strategi yang paling kompetitif.
Perubahan
demografis berdampak pada pola permintaan traveling,
termasuk frekuensi, lama tinggal, produk, dan akibatnya pada strategi komunikasi
para pelaku bisnis pariwisata. Pada masa akhir-akhir ini disebutkan oleh WTO
bahwa populasi di beberapa negara maju mengalami penuaan. Sementara pada negara
berkembang lebih banyak populasi orang mudanya.
Faktor-faktor demografi
dunia yang berpengaruh terhadap bisnis pariwisata
a.
Populasi
dunia yang menua
Jumlah
penduduk berusia tua yang semakin meningkat, terutama dinegara-negara maju, di
Eropa dan Jepang. Sementara banyak di negara yang disebut “emerging” memiliki penduduk dengan usia produktif yang lebih
banyak. Hubungan dengan pariwisata adalah penduduk dengan usia lebih tua akan
memilih tujuan wisata yang lebih menenangkan seperti wisata keindahan alam,
religi, dan permintaan fasilitas jasa akomodasi perhotelan yang berstandar
tinggi. Karena para pelancong dalam usia ini memiliki saving yang lebih banyak. Hal ini berimplikasi bahwa para pelancong
dari negeri emerging seperti China
dan India akan berusia muda dan para pelancong dari negeri maju rata-rata akan
berusia tua.
b.
Angka
harapan hidup yang meningkat
Hampir
di seluruh negara, angka harapan hidup rata-rata mengalami peningkatan. Tingkat
kesehatan dan pelayanan kesehatan diberbagai negara juga mengalami peningkatan.
Hubungan dengan bisnis pariwisata adalah akan lebih banyak pada beberapa tahun
mendatang, para wisatawan berusia tua. Mereka akan terlihat lebih fit dan sehat
dalam usianya.
c.
Komposisi
Rumah Tangga, Struktur Keluarga
Terdapat
penurunan tingkat fertility di negara maju. Struktur keluarga mengalami
perubahan, dari semula struktur horozontal artinya menyebar secara melebar,
atau keluarga dengan banyak anak-anak menjadi keluarga dengan susuna vertikal
yang panjang. Hal ini menjadi sinyal bahwa jasa pariwisata dan perjalanan yang akan
diminta perlu menyesuaikan diri dengan memberikan tawaran yang lebih
bervariasi. Para kelompok travelers
sekarang terdiri dari kakek-nenek dan cucu berlibur, atau seluruh keluarga dengan
konsekuensi untuk kegiatan yang ditawarkan, jenis akomodasi yang diperlukan akan
bervariasi lebih banyak. Di negara maju wisatawan tunggal akan berkembang. Ini mencerminkan tumbuh tren di
masyarakat yang lebih luas bagi kaum muda untuk menghabiskan periode waktu
tinggal sendiri atau dengan teman-teman sebelum menikah dan memulai sebuah
keluarga.
d.
Lokasi
populasi
Banyak
populasi dari semua negara sebagia besar tumbuh diperkotaan. Selain faktor ini,
peran negara berkembang akan memiliki pengaruh besar pada pariwisata dalam dua
dekade mendatang. Penduduk cenderung memiliki pandangan yang kosmopolitan,
sebagai akibat dari hidup di lingkungan yang lebih beragam budayanya. Hal ini
membawa mereka untuk bepergian ke luar negeri dan ini akan membantu mendorong
kenaikan pariwisata. Dibandingkan dengan negara berkembang, terjadi penurunan
peran relatif peran Barat. Proporsi Eropa dari populasi global akan menurun
hingga 9% kurang lebih sama dengan yang dari Karibia dan Amerika. Sementara
Amerika Serikat dan Kanada menyumbang sekitar 6% dari populasi dunia, meskipun
hanya 1% dari hal ini adalah di Kanada dan sisanya adalah Amerika Serikat. Pada
2030 Asia akan mencapai 60% dari populasi dunia, dengan India dan China
masing-masing berkontribusi hanya kurang dari 20%. Faktor terakhir yang
mempengaruhi distribusi penduduk adalah migrasi. Migrasi dapat mempengaruhi
pariwisata di dua cara, pariwisata dapat menarik pendatang ke bagian dunia lain
di mana ada kebutuhan bagi para pekerja. Dan migrasi dapat menarik wisatawan
untuk mengunjungi tempat-tempat kelahiran mereka, atau kerabat bekerja di luar
negeri.
Fakta statistik bisnis pariwisata
di Bali
Berikut
ini adalah data-data statistik yang berhubungan dengan kegiatan bisnis
pariwisata di Bali. Yang pertama adalah jumlah kedatangan wisatawan mancanegara
menurut pintu masuk ke Indonesia.
Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Menurut Pintu Masuk
Tahun 1997 s.d 2008
Sumber: BPS
Dari
Tabel 1 dapat diperoleh informasi bahwa sejak tahun 1998 Bandara Ngurah Rai di
Pulau Bali, menjadi pintu masuk utama wisatawan mancanegara, yang sebelumnya
adalah Bandara Soekarno Hatta. Fluktuasi
kunjungan tamu asing ke negara kita, karena pengaruh kondisi keamanan dalam
negeri seperti adanya Bom Bali tahun 2002 dan 2004 dan Bom Jakarta, sehingga
beberapa negara mengeluarkan travel warning kunjungan ke Indonesia, kondisi
krisis keuangan dan serangan terorisme di negara lain yang membawa implikasi
kondisi global pariwisata mengalami penurunan.
Yang
kedua adalah jumlah kunjungan tamu asing pada hotel bintang berdasarkan wilayah
Pulau. Data ini diolah terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penyajian dan
penggambaran informasi serta pembagian wilayah wisata besar menjadi Sumatera,
Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dan Papua.
Tabel 2. Jumlah Tamu Asing Pada Hotel
Bintang berdasar Wilayah Pulau 2003-2010
Sumber: BPS, diolah
Berdasarkan
Tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa Bali menjadi tujuan wisata utama di
Indonesia, dengan banyaknya jumlah tamu asing yang berkunjung pada tahun 2003
sampai dengan 2010 dan meminta layanan akomodasi hotel bintang. Wilayah lain
belum bisa mengungguli perolehan Bali dalam mendatangkan wisatawan.
Fakta
yang ketiga dari statistik Bali adalah jumlah wisatawan mancanegara menurut
asal negara tempat tinggal.
Tabel
3. Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Langsung ke Bali Menurut Kebangsaan
Tahun 2007 - 2011
Sumber: BPS Provinsi Bali, diolah
Berdasarkan
Tabel 3, dapat diperoleh informasi bahwa Asia menjadi konsumen pariwisata Bali
pada posisi pertama. Sejalan dengan teori demografi bahwa penduduk Asia
mencapai 60,3% dari populasi dunia saat ini (sumber data Wikipedia, 2012). Selanjutnya
konsumen kedua adalah orang dari daratan Eropa. Preferensi masing-masing konsumen akan berbeda dan bentuk akomodasi
yang yang akan diminta. Tetapi dengan memperhatikan perkembangan saat ini bahwa
penduduk Jepang sebagian besar pada usia tua dan penduduk China dalam kondisi
produktif maka perlu dikaji lebih dalam lagi akan struktur demografi ini dan
karakteristik konsumen pariwisata ini.
C. KESIMPULAN
Bisnis pariwisata dipengaruhi juga oleh demografi dunia. Pasar
pariwisata Bali adalah wisatawan mancanegara dari berbagai belahan dunia, dan
Bali menjadi penyumbang terbesar dalam angka kunjungan dan jumlah tamu asing
yang tinggal pada hotel berbintang di Indonesia. Kondisi perekonomian, demografi, negara asal bagi para wisatawan
mancanegara, menentukan permintaan pariwisata dalam bentuk layanan akomodasi,
dalam hal ini adalah hotel.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2011), Statistik Indonesia. Jakarta, Indonesia.
Badan Statistik Provinsi Bali (2011), Statistik Daerah Provinsi Bali. Denpasar,
Indonesia
World Tourism and Travel Council (2011).
Travel and Tourism 2011.pp.1-42.
United Nation World Tourism
Organization (2012), UNWTO Tourism
Highlights 2012 Edition.,
pp.1-16
Wikipedia (2012), Demographics of The World. Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Demographics_of_the_world
Tanpa Nama (2012). World Tourism. Facts and Figures. Diakses tanggal 18 Oktober 2012. http://www.travel-exhibitons.com/news/WorldTravel.FactsandFigures.htm