Sebuah
organisasi lahir ketika beberapa individu terpanggil untuk mengetahui dan
kemudian mengambil manfaat dari adanya peluang dalam menggunakan keahlian dan
kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Itu dari sektor
privat. Organisasi juga lahir berdasarkan regulasi pemerintahan karena
diperlukan dalam menjalankan fungsi tertentu penyelenggaraan
negara. Kumpulan orang tersebut bekerja menaklukkan peluang dan
melaksanakan tugas dengan mendirikan sebuah organisasi untuk menghasilkan
sesuatu, mencapai tujuan tertentu.
Dalam
perjalanan kehidupan organisasi akan menemui fluktuasi bisnis yang membuatnya
semakin perlu mengenali lingkungan bisnisnya. Kejutan akan hal-hal baru
seperti lingkungan yang baru, belum adanya struktur formal dari organisasi
untuk menambah proses cipta nilai dan bertindak stabil serta pasti, dengan
lingkungan baru dalam hal penyediaan sumber daya karena banyak organisasi baru
yang berdiri dan saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya-sumber daya
tersebut. r-strategy versus K-startegy serta specialist strategy versus general
strategy merupakan dua bentuk strategi yang dapat digunakan oleh
organisasi sebagai akses untuk mendapatkan sumber dayanya dan untuk
mempertinggi kesempatan organisasi tersebut untuk tetap bertahan.
Untuk
tetap bertahan dan berhasil, organisasi harus dapat berubah dalam merespon
berbagai kekuatan atau tekanan baik dari segi internal maupun eksternal. Suatu organisasi
harus mampu untuk membuat perubahan terhadap struktur maupun budayanya pada
titik kritis dalam siklus hidupnya. Jika pengaturan itu berlangsung dengan baik
dan sukses, maka organisasi dapat terus bertumbuh dan menjadi berbeda dari
sebelumnya. Suatu organisasi harus terbiasa dengan ketidakpastian lingkungan
yang sering berubah-ubah dan mampu untuk mengatasi kelembaman (inertia) yang
senantiasa mengancam kemampuan organisasi untuk dapat berubah.
Organisasi
yang terus bertumbuh setelah lahirnya dapat menambah divisi pekerja mereka,
melakukan spesialisasi kerja serta mengembangkan keahlian para pekerja yang
dapat menyumbang keunggulan kompetitif bagi organisasi, yang dengannya
organisasi dapat dengan mudah mendapatkan sumber daya-sumber yang langka.
Pertumbuhan
organisasi menurut Jones (1998) dalam http://funnymustikasri.wordpress.com
yaitu: “tahap siklus hidup organisasi dimana organisasi mampu mengembangkan
nilai kreasi dan kompetensi sehingga mendapatkan sumberdaya
tambahan. Pertumbuhan ini memungkinkan organisasi meningkatkan pembagian
kerja dan spesialisasi serta sekaligus mengembangkan keunggulan kompetitif”.
Menurut
Larry Greiner ada 5 tahap Model Pertumbuhan Organisasi, yaitu :
1.
Tahap kreatifitas. Kreativitas para pendiri organisasi merupakan tahap awal
dari evolusi suatu organisasi. Bentuk kreativitas ini biasanya dalam
mengembangkan produknya dan pasar. Desain organisasi pada tahap ini masih
berupa struktur sederhana dan pengambilan keputusan dikontrol oleh
manajer-pemilik atau top manajemen. Komunikasi antar tingkatan di dalam
organisasi berlangsung intensif dan informal. Krisis yang muncul pada tahap
awal pertumbuhan organisasi adalah krisis kepemimpinan.
2.
Tahap pengarahan. Pada tahap pengarahan desain organisasi makin birokratis,
komunikasi antar tingkatan menjadi formal dan spesialisasi pekerjaan mulai
diterapkan, seperti aktivitas produksi dan pemasaran. Pengambilan
keputusan pada tahap ini bermuara pada manajemen baru dan manajer tingkat bawah
tidak diikut sertakan. Keadaan ini akan menimbulkan krisis otonomi, dimana
manajer tingkat bawah akan mencari pengaruh yang lebih besar di dalam
pengambilan keputusan.
3.
Tahap pendelegasian. Pada tahap pendelegasian manajer tingkat bawah
mempunyai otonomi yang lebih besar dalam menjalankan aktivitas unit kerjanya,
sedangkan top manajemen lebih berkonsentrasi pada perencanaan strategis jangka
panjang. Krisis yang muncul dari tahap pendelegasian adalah krisis kontrol.
4.
Tahap koordinasi. Tahap ini muncul sebagai akibat dari krisis kontrol pada
tahap pendelegasian. Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer lini dari
unit-unit staf dan kelompok-kelompok produk dalam menjalankan fungsinya.
Namun adanya koordinasi juga menimbulkan konflik garis-staf yang menyita banyak
waktu dan energi, sehingga muncul krisis birokrasi.
5.
Tahap kerjasama. Kerjasama yang kuat antar individu di dalam organisasi
merupakan lalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap koordinasi.
Budaya organisasi menjadi substitusi bagi kontrol formal manajemen organisasi.
Jika
organisasi gagal dalam me-manage proses pertumbuhannya secara efektif, maka
hasilnya adalah organisasi tersebut akan mengalami kemunduran, suatu tahap
dimana organisasi gagal untuk mengantisipasi, mengetahui dan merubah tekanan
internal maupun eksternal yang mengancam keberlangsungan organisasi tersebut.
Weitzel
dan Jonsson’s membuat model untuk organisasi yang mengalami kemunduran yang
terdiri dari 5 tahap sebagai berikut:
Tahap
1 : Kebutaan (Blinded)
Tahap
2 : Tidak ada kegiatan (Inaction)
Tahap
3 : Pengambilan Tindakan yang salah (Faulty
action)
Tahap
4 : Pengembangan situasi krisis (Crisis)
Tahap
5 : Pembubaran atau kematian
(Dissolution or death)
Selanjutnya
kematian organisasi terjadi karena suatu organisasi melepaskan sumber
daya-sumber daya yang dimilikinya atau melikuidasi aset-asetnya. Dan sebagai
langkah awal pembubarannya, maka organisasi akan memutuskan hubungannya dengan
para stakeholder dan mengalihkan sumber daya-sumber dayanya ke organisasi lain.
Tempatnya akan diambil alih dan digantikan oleh orgnasasi yang baru, dan sebuah
siklus baru kelahiran dan kematian organisasi akan dimulai kembali.