Senin, 01 Juli 2013

PIUTANG

  1.  Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari     (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Piutang  dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain”.
Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah:
“Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.
Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
  1. Piutang usaha/piutang terhadap langganan
Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.
  1. Piutang yang akan diterima
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang.
Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
1)      Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
2)      Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
3)      Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
  1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal
  2. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun
  3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)
  4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih
    1. 2. Perputaran   Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.
Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Mengenai perputaran piutang.
Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir (2004:75)mengatakan bahwa: “Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang  turn over receivable yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata”.
Menurut  Warren Reeve (2005:407) perputaran piutang adalah   “Usaha (account receivable turn over) untuk  mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rata-rata piutang      =        Piutang awal + piutang akhir
2
Perputaran piutang   =        Penjualan kredit bersih
Piutang dagang
Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan.
Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisien atau tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection periode). “Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang.” (Munawir 2004:76)
Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:
Periode rata-rata pengumpulan piutang  =               360
Perputaran piutang
Periode rata-rata penagihan  piutang    =         Piutang dagang x 365
Penjualan kredit
Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang.
Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal. Munawir (2004:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
  1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang
  2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar
  3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
  4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
  5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada.   Ada dua metode penyisihan piutang yaitu :
1        Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban penghapusan piutang” dan kredit perkiraan      ”piutang dagang”.
  1. Metode Penyisihan/cadangan.
Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban piutang“ dan kredit pada perkiraan “penyisihan piutang“. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar :
  1. Atas dasar jumlah penjualan
Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi  dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam  bentuk persentase.
  1. Atas dasar saldo piutang
Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.
  1. Atas dasar analisis usia piutang
Penerapan metode ini pada dasrnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.  Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai  tanggal 31 Desember.  Contoh : Jatuh tempo piutang tgl 10 November 2004 tapi sampai tgl 31 Desember 2004 belum dibayar maka dihitung sebagati berikut :
Bulan November  , 30 hari -10 hari      = 20 hari
Bulan Desember……………………   = 31 hari
51 hari
Dengan demikian piutang telah lewat jatuh tempo selama 51 hari.   Dan besarnya presentase taksiran kerugian tiap kelompok piutang, ditetapkan atas dasar kelompok usia masing-masing dengan demikian jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah :
( debet ) Beban piutang sangsi                            xxxx         -
( kredit )         Penyisihan untuk piutang sangsi    -          xxxx
Beban piutang sangsi akan mempengaruhi secara langsung laporan  laba – rugi.

Copas dari blog sebelah...untuk keperluan pelajaran

Menjadi Global: Pelajaran dari Follower


Ringkasan:
Artikel ini memberikan gambaran tentang apa yang dibutuhkan untuk go global dalam perekonomian tanpa batas saat ini. Ini mengutip contoh keberhasilan lembaga global dan berbagai kegagalan, diikuti dengan analisis mendalam dari mereka differentiators spesifik dan hambatan yang menghasilkan baik hasil yang positif atau negatif. Dari sana adalah lompatan ke dalam faktor-faktor psikologis yang dapat menghalangi perusahaan dari mencoba untuk memasuki arena global. Persepsi, keraguan diri, terlalu percaya diri, dll semua memainkan peran besar dalam apa yang diperlukan untuk keluar dari marginal pikiran-set untuk pesaing global yang muncul. Artikel ini memperluas pada masing-masing kategori dengan data teoritis dan faktual. Dari sana, menunjuk diskusi strategi berlangsung pada rute tertentu yang penggerak akhir dapat mengambil. Meskipun penggerak akhir memiliki kelemahan yang jelas, keuntungan yang berbeda diartikulasikan yang siap memberikan harapan bagi potensi pertumbuhan. Artikel menutup dengan membahas berbagai tantangan yang penggerak akhir diragukan lagi harus menghadapi. Sangat penting bagi para pemimpin yang kuat muncul dalam rangka memenuhi kerasnya pasar yang kompetitif global. Pengabdian mereka dan keberanian untuk menghadapi, menantang, belajar, melindungi dan membangun merupakan komponen kunci yang harus dihadapi dalam rangka untuk bermain dalam pertandingan internasional.

Penilaian:
Saya merasa presentasi penulis pelajaran untuk penggerak akhir yang memberikan argumen yang solid, baik didirikan. Logikanya, saya merasa argumen seperti mengapa perusahaan-perusahaan dari negara-negara pinggiran merasa begitu sulit untuk bersaing dengan raksasa global sudah benar. Saya tidak melihat alasan untuk membantah laporan tapi saya akan senang telah melihat data tambahan yang lebih lanjut guling titik ini. Ya, ada, satu dibangun dengan baik, contoh Arivind yang gagal untuk merangkul pasar yang kompetitif global, tapi aku ingin lebih. Saya ingin lebih banyak contoh perusahaan yang berjuang ke arena serta contoh-contoh spesifik tentang apa yang mencegah keberhasilan mereka. Idealnya saya akan ingin melihat matriks yang akan diisi dengan berbagai kendala atau tantangan untuk memasuki pasar. Memang saya mengerti penulis mencoba untuk menyampaikan apa yang mereka yang berhasil melakukannya, tapi saya pikir itu akan berguna untuk melihat kontras tajam apa yang gagal perusahaan mencoba juga.

Penulis pasti berusaha untuk juga menyampaikan pesan positif bagi perusahaan yang ingin menghadapi kekuatan global yang ada. Pertama, perusahaan harus mengakui hambatan psikologis mereka, menghadapi mereka, maka patokan dan melangkahi, dll Sementara spin tidak diragukan lagi positif, saya merasa komentar tambahan seharusnya dibuat untuk kelayakan tersebut penggerak akhir. Ya, ada strategi tertentu yang dapat dibuat untuk lebih baik menjadi peluang perusahaan untuk sukses global, tapi saya pikir disclaimer berani harus telah dibuat suatu tempat di sepanjang garis. Komentar saya akan menjadi sesuatu dari efek berikut: Kadang-kadang itu hanya tidak dalam kartu untuk perusahaan kecil tertentu untuk go global. Dalam banyak kasus, tidak boleh bahkan dianggap diberikan model bisnis mereka atau keadaan keuangan.

Saya merasa salah satu dari diskusi belakang penulis dalam artikel tentang "memiliki hal-hal yang benar" benar-benar hebat. Aku percaya pada kepemimpinan dan tanpa itu perusahaan ditakdirkan untuk gagal dalam satu atau lain cara. Sampai bagian terakhir artikel tidak menyebutkan kepemimpinan saat itu benar-benar salah satu pikiran utama saya pada subyek. Ini benar-benar dibahas contoh perusahaan dan strategi namun bukan pemimpin yang dibutuhkan dalam rangka mendorong nilai-nilai atau strategi. Ketika saya melihat bagian terakhir itu menempatkan saya nyaman dan membawa senyum ke wajah saya. Ini kisah sukses berbagai perusahaan dari penggerak akhir semua memiliki kepemimpinan yang solid sebagai kesamaan utama. Pergeseran budaya, buy-in dan perbaikan terus-menerus harus diciptakan oleh pemimpin dalam rangka untuk itu untuk diterima sbg mahasiswa ke setiap karyawan. Saya merasa penulis diartikulasikan bahwa cukup baik dalam menekankan pentingnya "memiliki hal-hal yang benar" dari atas ke bawah.

Dalam hal relevansi atau penerapan teori ini dalam lingkungan global saat ini saya merasa artikel ini sangat relevan. Kebanyakan, jika tidak semua perusahaan yang sukses di setiap pasar global cenderung berjuang untuk perbaikan terus-menerus. Budaya ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan, margin meningkat, menurun mendengar, dll Selalu ada yang ancaman dari kompetisi yang memiliki kecenderungan untuk menjaga pemimpin bisnis pada kaki mereka. Bersaing dengan entitas besar adalah tugas besar, namun beberapa item menunjukkan dalam artikel memberikan strategi yang valid untuk "bersiap-siap untuk bersaing". Beberapa item yang disebutkan seperti pembandingan dan menghindar, pemikiran baru yang segar untuk model bisnis yang sama sekali baru, dll semua "kemungkinan" hadir dari perspektif saya. Mari kita hadapi itu, perusahaan, sama seperti orang membuat kesalahan. Kadang-kadang kesalahan terkecil dapat menyajikan kesempatan bagi pendatang baru ke arena global. Kesalahan-kesalahan ini harus dimanfaatkan oleh kompetisi saat ada kesempatan.

Hal ini membawa saya kembali ke poin saya sebelumnya tentang kepemimpinan. Dalam rangka menghadapi atau bahkan mendapatkan pada bidang bermain sama seperti para pemimpin global membutuhkan seperangkat halus berwujud. Semuanya dimulai dengan seorang pemimpin yang tidak hanya memiliki model bisnis yang solid, namun memiliki keberanian dan ketabahan yang diperlukan untuk memulai perjalanan global yang membosankan kompetitif. Banyak akan gagal tetapi mereka yang berhasil akan, menurut pendapat saya, memiliki pemimpin yang berani menjalankan pertunjukan dengan konstitusi yang sangat dibutuhkan dibutuhkan untuk menghadapi persaingan tak mau mundur dari skala global.

Menulis: Isu-isu mikro



Isu mikro yang berhubungan dengan menulis adalah pemilihan kalimat dan kata-kata. Keuntungan dari menulis adalah pembaca dapat menghemat waktu daripada mendengarkan. Untuk itu dalam urusan bisnis, seharusnya penyampaian pesan harus lebih singkat tanpa mengurangi ide yang disampaikan dengan cara menghindari terlalu banyak kata dan kalimat yang terlalu panjang. Menghindari terlalu banyak kata berarti menghilangkan kata-kata yang tidak perlu sehingga pembaa dapat langsung memproses informasi inti. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan kata penghubung fan kata depan terlalu banyak.

Kalimat yang terlalu panjang dan kompleks lebih sulit untuk dicari maknanya. Para ahli merekomendasikan kalimat terdiri dari rata-rata antara 12-24 kata-kata. Tapi kita tidak dapat menjustifikasi hal ini seperti halnya dalam akuntansi. Yang penting kalimat tidak membingungkan pembacanya. Sebaiknya dihindari juga adanya ide utama yang banyak dari suatu kalimat dengan penggunaan kata “dan” lebih dari dua. Kesulitan dalam mencari ide utama juga dikarenakan terlalu banyak frasa yang menumpuk, adanya ide sisipan, dan kualifikasi.

Penggunaan panjang pendeknya kalimat membuat adanya variasi dan ritme alami yang membuat membaca nyaman. Hal ini bisa diuji dengan membaca keras-keras suatu kalimat. Pemilihan gaya dalam penulisan harus mempertimbangkan dari strategi komunikasi. Hal ini berhubungan dengan siapa yang akan membaca tulisan kita, konteks komunikasi, dan sifat pesan. Sebagai tambahan, dalam isu mikro penulisan perlu untuk dipertimbangkan seberapa formal, pasif dan banyaknya jargon. Dalam kalimat yang terlau formal terasa kesan diri ini penting, sombong, dan penggnaan kata yang tidak sering dilakukan dalam percakapan. Sebaiknya menggunakan kalimat pasif untuk menghindari tanggung jawab. Tetapi kalimat yang terlalu informal juga tidak baik dalam bisnis.

Kalimat pasif menyampaikan dampak suatu tindakan dari seseorang atau sesuatu. Kalimat pasif biasanya lebih panjang dan membuat pembaca harus mencari siapa yang menyatakan sesuatu. Penulis dapat menggunakan kalimat pasif untuk menyatakan tekanan, menghindari tanggung jawab, untuk variasi atau alasan yang lain. Penggunaan jargon sebaiknya dibatasi. Penulis dapat menggunakannya hanya jika para pembaca memiliki latar belakang yang sama dan dapat menghemat waktu pembaca tanpa menghilangkan comprehensive suatu tulisan.