Kamis, 25 April 2013

Managing Persistent Real Changes in Curerency Values

Raj Aggarwal, Luc A. Soenen
Columbia Journal of World Business.

Banyak perusahaan yang beroperasi pada banyak negara, menghadapi permasalah kemungkinan hilangnya nilai karena perubahan nilai tukar baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Paparan dari perubahan nilai tukar dalam jangka panjang tidak dapat diatasi dengan hedging tradisional dalam pasar keuangan. Meskipun demikian paparan dari perubahan tersebut perlu ditangani karena perbedaan signifikan dan tetap dari kondisi paritas dan efisiensi dalam pasar keuangan. Bagaimana caranya? Perusahaan dapat menggunakan strategi pemasaran, produksi dan keuangan untuk menghindari dari kerugian kehilangan nilai sehubungan dengan perubahan nilai tukar dalam jangka panjang.

Kasus yang menarik pada tahun 1986 adalah ketika Sony maju dalam hal produk baru dan performance yang baik pada overseas subsidiary, tetapi mengalami penurunan dalah hal penjualan bersih, penurunan dalam hal operating income, dan net income. Sony adalah korban dari kenaikan nilai yen terhadap dollar sebesar 40%. Sony telah melaksanakan kontrka forward dan manajemen risiko lain dengan benar, namun hal ini tidak dapt diatasi karena turbulensi perubahan nilai tukar. Honda juga mengalami hal yang sama.

Pada awal tahun 70an volkswagen mengalami penurunan pangsa pasar di Amerika karena menguatnya nilai DM, jika DM menguat maka VW mengalami penurunan laba. Pasar keuangan hanya menyediakan hedging untuk jangka pendek. Sementara itu hedging jangka panjang adalah perubahan pada kebijakan operasi perusahaan dan strategi korporasi.

Secara fundamental eksposure/ paparan nilai tukar asing terjadi karena ada ketidakseimbangan mismatch, dari mata uang aset denominasi dan liabilities dan arus kas masuk dan kas keluar. Hal yang terjadi pertama dari mismatcing adalah translation eksposur dan selanjutnya adalah eksposur transaksi. Perhatian manajemen lebih banyak pada eksposure jangka pendek ini karena dampaknya terhadap cashflow dan pelaporan net profit. Jika pelaporan jangka pendek atas After Tax Earning  menjadi tujuan maka reaksi terhadap eksposur translasi dan transaksi akan menjadi hal utama yang sangat diperhatikan.

Bagaimanapun hal fundamental untuk menjaga kelangsungan jangka panjang kekuatan untuk memperoleh earning adalah melaksanakan manajemen esposur ekonomi. Eksposur ekonomi disefinisikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan akan berubah karena hal yang tidak diantisipasi atas tingkat nilai tukar mata uang. Karena perubahan nilai tukar berpengaruh pada inflasi dalam negeri, suku bunga, dan pasar produk dalam negeri, maka meskipun sebuah perusahaan secara murni beroperasi hanya didalam negeri akan mengahdapi juga eksposur ekonomi dari perubahan nilai tukar.

Strategi untuk mengelola Eksposur Perubahan Nilai Tukar Jangka Panjang
Ide untuk mengelola eksposur dari nilai tukar adalah mengurangi tingkat yang diproyeksikan dari aset mata uang asing atau arus kas masuk yang denominasinya mengalami pelemahan, dan meningkatkan tingkat yang diproyeksikan dari foreign currency liability atau kas keluar yang didenominasi mata uang yang mengalamai pelemahan.

Respon strategis dari pasar , pemilihan pasar karena kuatnya home currency membuat perusahaan keluar dari pasar tersebut, segmentasi pasar dengan produk yang terdiferensiasi dapat dilakukan untuk mata uang home yang mengalami depresiasi, stratetgi harga pada wilayah yang mata uangnya mengalami depresiasi bisa dinaikkan harganya, perlu diingat sensitifitas konsumen,kebijakan ekspor untuk anak perusahaan dinegara yang mengalami pelemahan mata uang sebaiknya menggunakan invoice ekspor dengan mata uang yang mengalami penguatan, sementara impor dengan mata uang lokal, hindari penggunaan kontrak harga tetap, persiapkan kenaikan harga berdasar eksposur nilai tukar.

Respon strategis Produksi, strategi sumber bahan baku, tenaga kerja, subsidi pemerintah, perlakuan pajak untuk investor asing, strategi perencanaan produksi dan pemilihan lokasinya: perusahaan dapat menaikkan kapasitas produskinya pada negara yang diharapkan akan mengalami depresiasi pada mata uangnya demikian juga sebaliknya.

Respon strategi Keuangan, contoh perusahaan yang mengembangkan pasar ekspor memiliki aset yang menghasilkan uang dalam mata uang asing seharusnya juga mensetting hutangnya untuk memakai mata uang asing tersebut, jika terjadi depresiasi maka pada negara pengekspor berkurang juga pengeluaran hutang dalam mata uang tersebut.

Hedging Nilai Tukar, cara untuk mempertingggi Kinerja

Resiko perubahan nilai tukar dapat di hedging dengan dua alternatif. Satu adalah dengan menggunakan instrumen keuangan yang tenornya sesuai dengan eksposure, dua dengan penggunaan instrumn hedging jangka pendek dan roll dengan hedging yang mendekati jangka waktu. Keputusan untuk menggunakan adalah berdasar pada pasar.

sebagai contoh kasus adalah bila seorang investor indonesia yang pada tanggal 1 Maret memiliki obligasi Jerman dan akan mature pada pertengahan Desember. Pada saat dibeli, obligasi tersebut pada keadaaan ekonomi bunga yang tinggi di Jerman dibandingkan dengan Indonesia dan ada kecenderungan bahwa MARK Jerman menguat. Pada tanggal 1 Maret tersebut penguatan MARK tidak bisa diharapkan lagi. Disamping tidak menariknya MARK, investor memiliki pandangan bunga di Jerman akan mengalami penurunan. Sebagai konsekuensi investor tersebu akhirnya memelihara posisi obligasnya dengan hedging jangka pendek future MARK.

Investor bisa menjual futures MARK Desember, menjual contract forward Juni, dan menggulirkannya ke September, dan akhirnya ke Desember.

REFORMASI PAJAK SEBAGAI SEBUAH BUSINESS PROCESS REENGINEERING: PERUBAHAN RADIKAL DAN DRAMATIS

Sebagai sebuah organisasai yang besar, dengan jumlah karyawan lebih dari 30 ribu orang, Direktorat Jenderal Pajak adalah potret dari instansi publik yang cukup sukses dalam melaksanakan reformasi birokrasi dibidangnya yaitu bidang perpajakan. Pada tahun ini Dirjen Pajak mengemban amanat untuk mengumpulkan penerimaan pajak lebih dari 1000 triliun rupiah.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan bisnis pihak yang menjadi stakeholder utama instansi ini, maka sejak tahun 2002 telah dilaksanakan reformasi, transformasi, reorganisasi atau apaun namanya yang sebenarnya adalah sebuah rekayasa ulang proses bisnis atau business process reengineering. Perlunya tindakan ini dilakukan karena sistem operasi yang lama sudah tidak lagi mendukung operasional yang akan mencapai performa terbaik. Untuk itu sistem lama tersebut perlu diganti dengan yang baru, sebuah perubahan radikal yang tentu akan banyak menemui tantangan pada saat pertama kali digulirkan.

Walter Hamscher (1994) dalam sebuah artikelnya berjudul AI in Business Process Reengineering menyebutkan bahwa rekayasa ulang proses bisnis adalah istilah umum yang mencakup variasi perspektif bagaimana mengubah organisasi. Ada dua hal penting yang memungkinkan terjadinya rekayasa ulang proses bisnis. Yang pertama adalah peran dari teknologi informasi dan kedua adalah segala sesuatu yang mendukung perubahan proses itu sendiri.

Dalam bukunya, Managing Information Technology, berdasarkan Leavitt diamond Brown et.al, menyebutkan ada 4 komponen fundamental dari organisasi yang harus harmonis agar organisasi bisa efektif. Pertama adalah manusianya, teknologi informasi, proses bisnis dan struktur organisasi. Perubahan pada satu komponen, akan mempengaruhi tiga komponen lainnya. Contoh, penggunaan software ataupun aplikasi tertentu akan membutuhkan para karyawan untuk ditraining atau dilatih kembali, cara bekerja yang berubah dan tanggung jawabnya disertai dengan redesign prosedur operasi, dan hubungan pelaporan harus dimodifikasi ulang. Pada prinsipnya tiap kali dilakukan perubahan pada karakteristik satu atau lebih pada komponen organisasi, harus dipertimbangkan pula kompensasi perubahan pada komponen lainnya.

Mencermati 4 komponen tersebut, lalu dari manakah Dirjen Pajak memulainya? Apakah dari manusianya, struktur organisasinya, teknologi informasinya, ataukah proses bisnisnya? Berdasarkan data, bahwa perubahan dimulai dengan pembentukan Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar pada tahun 2002, disertai dengan penerapan Sitem Informasi yang berkaitan dengan pelayanan Wajaib Pajak dan pembentukan basis data yang baik, perubahan struktur organisasi berdasarkan fungsi, dan redesign ulang proses bisnis, maka Dirjen Pajak memang melakukan rekayasa ulang poses bisnis ini dengan serentak 4 komponen fundamental dari organisasi, meskipun dalam lingkup yang lebih sempit terlebih dahulu.

Seiring berjalannya waktu, untuk menjaga momentum reformasi, manajemen perubahan perlu dilakukan. Karena berdasarkan penelitian dari beberapa pakar, kecenderungan anggota organisasi untuk kembali ke keseimbangan semula atau equilibrium sebelum terjadinya rekayasa ulang proses bisnis akan dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa pentingkah reformasi ini, apa manfaatnya bagi kita dan lain sebagainya yang menghambat reformasi akan bermunculan. Rekayasa ulang memang sebuah proyek yang kompleks melibatkan banyak faktor. Untuk mencapai kesuksesan, sangat esensial bahwa perubahan perlu di manage dan perhatian yang lebih perlu dilakukan terhadap faktor kontekstual yaitu dukungan pimpinan yang lebih tinggi dan kompetensi teknologi (Grover et,al (1995)).

Perhatian publik terhadap kasus-kasus yang menimpa para karyawan Dirjen Pajak sebaiknya menjadi perhatian bahwa potensi kegagalan rekayasa ulang proses bisnis dapat terjadi. Potensi tersebut dapat terjadi di tingkatan permasalahan-permasalahan dukungan manajemen seperti kurangnya, pimpinan atau menejemen senior dalam usaha menerapkan rekayasa ulang proses bisnis, permasalahan pada kompetensi teknologi seperti terbatasnya penguasaan pengetahuan IT karyawan, permasalahan pada perumusan scoupe dan identifikasi permasalahan, permasalahan pada perencanaan dan eksekusi seperti kurangnya pemahaman visi, permasalahan pada manajemen perubahan seperti resistensi, komitmen terhadap nilai baru yang dirumuskan, keberadaan budaya kerja yang perlu diubah, dan kakunya struktur hirarkis.

Oleh karena itu perubahan radikal yang telah diputuskan untuk dilakukan oleh Dirjen Pajak tetap harus dilanjutkan dengan memperhatikan beragam faktor sukses dan gagal untuk diantisipasi, karena perubahan memang harus dilakukan atau kalau tidak hanya akan menjadi sebuah instansi yang yang besar dalam jumlah anggota organisasi tetapi tidak memberikan karya terbaiknya untuk para pemangku kepentingan.

Ditulis oleh

Ken Suryo Purnomo

The Uses and Effect of Humor in The School Workplace


Barbara N Miller, 2008
Kegunaan dan dampak humor dalam lingkungan kerja
Peran humor diantara para pengajar belum banyak mendapatkan perhatian. Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengeksplorasi persepsi dari kegunaan  dan dampak humor dalam setting yang alami pada sekolah dasar (elementary school).

Alat yang digunakan metode perbandingan pengkodingan konstan.

Temuan yang dihasilkan adalah dengan menggunakan humor, guru akan terbantu dalam mengatasi stress saat mengajar, dan mengurangi stress dalam mengajar anak anak. Persepsi efek positif dari penggunaan humor dalam membangun hubungan collegial, memberikan peremajaan (rejuvenation), dan mencegah kemarahan.

Teori humor
Wallinger (1997), humor bisa menjadi alat yang efektif untuk mendeliver instruksi/ perintah.
Barth, (2000), pengajar senior di Harvard menulis bahwa sekolah adalah tempat yang lucu.
Norrick 1993, menyatakan bahwa humor dapat memecahkan kebekuan, mengisi  jeda ketidaknyamanan, negosiasi yang nyaman, membangun solidaritas grup.
Consalvo 1989, meningkatkan kualitas hidup, kepuasan kerja dan performance.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian adalah
1.   Artifak
2.   Basic assumption
3.   Climate
4.   culture
5.   Espoused values
6.   Formal philosophy
7.   Group norms
8.   Humor,
9.   Joke

Tiga kelompok humor
1.   Membantu untuk mengatasi stress
2.   Kejutan, keganjilan satu tindakan dimaksud disconnect dengan yang diharapkan/ dalam teater dan presentasi komedi, konfigurasi
3.   Model yang superior.

Hubungan dengan dunia medis, dampak dari humor adalah tetawa yang lepas menghasilkan pembersihan tubuh dari karbon dioksida, melenturkan otot-otot, meningkatkan aliran adrenalin, melatih system kardoivaskuler,  membersihakan mata dengan air mata.

Dampak dari humor adalah diproduksinya endorphin, hal ini sama dengan saat anda mengalami rasa cinta, dan orgasme, perasaan yang nyaman.