Sabtu, 09 Maret 2013

Penggunaan teknologi informasi dalam dunia bisnis semakin berkembang. Ditinjau dari perkembangannya, teknologi informasi pada masa sekarang ini sangat membantu memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia dalam melakukan bisnis. Bisnis dan teknologi informasi merupakan kedua hubungan yang sangat erat dalam penerapannya, adapun peranan teknologi informasi dalam bisnis adalah membuat suatu kumpulan data murni (mentah) untuk kemudian diproses menjadi suatu informasi yang pada akhirnya bisa digunakan untuk proses pengambilan keputusan oleh pihak perusahaan yang memiliki bisnis tersebut. Karena peranan teknologi informasi yang penting tersebut, banyak perusahaan yang menerapkan suatu teknologi informasi menjadi sesuatu hal yang diwajibkan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan
tersebut. Jaringan internet merupakan salah satu teknologi informasi yang berkembang dengan cepat. Dengan semakin berkembangnya sistem jaringan internet dikalangan masyarakat awam, maka teknologi berbasis internet pun dapat menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menjadi tempat penjualan. Dengan adanya
internet, transaksi dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kemudahan inilah yang menjadi faktor utama yang mendukung berkembangnya perdagangan elektronik.


E-business merupakan suatu implementasi pertukaran barang dan jasa melalui medium elektronis. Dengan e-business, suatu perusahaan dapat menurunkan total biaya pengeluaran operasional tetap. Banyak potensi sumber pendapatan baru ditawarkan oleh konsep e-business. Hal lain yang membuat e-business menjadi primadona dalam kerangka bisnis modern adalah adanya berbagai data statistik yang menunjukkan kian tingginya nilai bisnis yang terjadi di dunia maya, yang perlahan-lahan tumbuh menyaingi apa yang terjadi dalam dunia nyata. Fenomena e-business tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan di era informasi dan di masa-masa akan datang. E-business merupakan salah satu jalan untuk menuju kepada “the creation of wealth” bagi sebuah perusahaan. Dengan kata lain, cakupan e-Business dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masing-masing orang melihat definisi kata “bisnis” itu sendiri.

Fenomena Bisnis dan Lingkungan Sosial


PENDAHULUAN
Keluhan Warga atas Pencemaran dari Pabrik Pengolahan Ikan
Terdapat beberapa perusahaan pengolahan ikan di desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali yang masih belum memiliki instalasi pengolahan limbah. Sampai dengan tanggal 24 Agustus 2012, menurut Antara News, baru PT Bali Maya Permai yang diberi batas waktu hingga 15 September 2012 untuk segera melaksanakan pembangunan instalasi pengolahan limbah. Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Jembarana, beberapa pabrik yang lain masih menunggu penilaian atau proper . PT Bali Maya Permai diberitakan telah menerima predikat proper hitam dua tahun berturut-turut. Pencemaran limbah dari pabrik-pabrik pengolah ikan di Desa Pengambengan sesungguhnya sudah sering dikeluhkan warga, khususnya nelayan yang mencari ikan maupun udang di pinggiran laut. Perubahan habitat laut juga terjadi. Beberapa tahun yang lalu, saat itu terumbu karangnya bagus dan bersih banyak dihuni ikan yang indah. Namun saat ini tidak banyak ditemui terumbu karang yang seindah dulu dan nyaris tidak ada ikan di sekitarnya.
Kasus diatas memberikan contoh bahwa keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Kapitalisme, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi sosial [Chwastiak (1999) dalam Sitepu (2009)]. 
Aktivitas  perusahaan  memberi  dampak  negatif  dan  positif  bagi  lingkungan internal perusahaan seperti karyawan dan lingkungan eksternal perusahaan seperti investor, kreditur dan masyarakat. Aktivitas ini diungkapkan dalam laporan keuangan. Namun pengungkapan aktivitas perusahaan dalam laporan keuangan seringkali tidak mengungkapkan aktivitas perusahaan yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. [(Jerry (2005) dalam Sitepu (2009)].
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Penelitian Basamalah dan Jermias (2005) dalam Yuniasih (2009) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam  laporan tahunannya (Yuniasih dan Wirakusumah, 2010). 
Dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang melalui penerapan CSR.
PEMBAHASAN
Mengapa Terjadi Pencemaran Lingkungan?
Dalam teori ekonomi, terdapat bermacam hal aktivitas ekonomi yang tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme pasar. Artinya pasar gagal untuk mengalokasikan sumber daya yang efisien dalam hubungannya untuk mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat (Mankiw, 2004). Dampak-dampak eksternal dari kegiatan ekonomi yang menciptakan biaya sosial yang harus ditanggung oleh komunitas dimana aktivitas bisnis berlangsung tidak dapat diinternalisasikan sehingga tercapai keadaan yang menguntungkan masyarakat secara keseluruhan.
Pembuangan limbah pabrik hasil pengolahan suatu industri ke laut adalah salah satu contoh. Siapakah yang memiliki laut? Sebagai barang yang merupakan pemberian Tuhan kepada umat manusia, siapa saja dapat menggunakannya. Sayangnya terjadi peristiwa yang disebut dengan tragedy of common, barang-barang yang bebas diperoleh tersebut membuat manusia dan aktivitas bisnisnya memperlakukan laut semaunya, dikarenakan setiap entitas tidak akan menanggung biaya atas penggunaan laut yang merugikan. Pembuangan limbah ke laut yang merusak terumbu karang tidak akan langsung tertuju kepada satu pihak tertentu yang akan dirugikan. Tetapi ketika terjadi pencemaran maka seluruh masyarakat akan terkena dampaknya, seperti, hilangnya ikan yang akan menjadi tangkapan nelayan, rusaknya terumbu karang yang menjadi penyangga pantai untuk komunitas ikan bertelur dan kandungan zat beracun yang mematikan dan membawa penyakit.
Sebenarnya untuk menjamin keberlanjutan bisnis, para pengusaha perlu memperhatikan lingkungan sosial dimana dia melaksanakan aktivias bisnis. Karena produk dan jasa yang merupatkan output organisasi perusahaan dikonsumsi oleh pemakai yang terdapat dalam lingkungannya. Dari pihak lain, organisasi juga mendapatkan berbagai jenis input dari lingkungannya seperti tenaga kerja dan bahan baku (Lubis dan Husaini (1987 dalam Mangoting (2008)).
Menurut Grayson dan Hodges ( 2004) dalam Mangoting (2008), bahwa perusahaan tidak beroperasi di dalam ruang kosong, melainkan dalam kondisi interaksi yang kompleks dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, situasi politik, pembangunan sosial dan ekonomi, juga risiko-risiko yang mungkin timbul. Jonker dan Witte (2004) dalam Mangoting (2008) menyebutkan bahwa organisasi sekarang ini tidak hanya bertanggung jawab bagaimana menghasilkan kualitas produk dan jasa yang baik, tetapi juga harus dapat memenuhi kebutuhan para external stakeholders sebagai suatu cara untuk mencegah timbulnya dampak negatif sosial.

Gambar 1
Sumber: Allen Baker dalam Mangoting (2008)
Pada gambar 1 terlihat bahwa kualitas berjalannya manajemen sebuah perusahaan, dalam hal baik buruknya barang dan jasa yang diberikan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan yang ada di luar perusahaan, yaitu 1) Market Place, yaitu pelanggan, analis keuangan, shareholders, 2) Work Place, yaitu serikat buruh (Union Employee), 3) Environment, yaitu: lingkungan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat masyarakat sekitar perusahaan, 4) local communities, yaitu masyarakat yang ada di lingkungan perusahaan.

Solusi mengatasi Masalah
            Dari contoh kasus di atas jelas bahwa perusahaan, karena keberadaan dan ketergantungannya dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan tersebut, menuntut peran serta perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungan. Hal ini oleh pemerintah ditegaskan dengan peraturan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas, pada Pasal 74. Secara lengkap undang-undang ini berbunyi: ayat (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung jawab sosial dan Lingkungan, ayat (2) Tanggung jawab sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, ayat (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung jawab sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Dengan adanya peraturan mengenai penerapan Tanggung jawab sosial ini, perusahaan yang tadinya hanya secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan social dalam bentuk apapun, menjadi kewajiban bahkan paksaan karena diatur secara hukum.
Ikhsan dan Ishak (2005)  dalam Mangoting (2008) mengungkapkan ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka penerapan akuntansi sosial. Pendekatan tersebut adalah:
1.      audit sosial. Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler. Audit sosial adalah serupa dengan audit keuangan dalam hal bahwa audit sosial mencoba untuk secara independen menganalisis suatu perusahaan dan menilai kinerja.
2.      Laporan-laporan sosial. Laporan eksternal terpisah yang menggambarkan hubungan perusahaan dengan komunitasnya. Misalnya Linowes dan Estes dalam Ikhsan dan Ishak (2005) dalam Mangoting (2008) mengembangkan suatu model yang menggunakan prespektif Pigou mengenai manfaat dan biaya sosial dengan menghitung manfaat sosial sebagai seluruh kepada masyarakat yang berasal dari operasi perusahaan kemudian dikurangi dengan semua biaya sosial.
3.      Pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Antara lain misalnya pengeluaran untuk mendukung kegiatan sosial budaya, kegiatan olehraga (menjadi sponsor), dukungan terhadap pendidikan (program beasiswa, kesempatan magang dan penelitian), partisipasi dalam kegitan perayaan hari-hari besar, dukungan terhadap lembaga keagamaan, dukungan terhadap lembaga sosial, informasi mengenai mutu atau kualitas, penghargaan terhadap kualitas (sertifikasi kualitas, sertifikasi halal), kepuasan konsumen (upaya-upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen), masalah komputer

KESIMPULAN
         Perusahaan ataupun bisnis beraktivitas dalam lingkungan yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Untuk dapat mencapai sustaianability perusahaan atau bisnis tidak dapat menutup mata terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungannya. Lingkungan sosial sangat penting diperhatikan karena aktivitas bisnis yang didalamnya terdiri iari sekelompok manusia adalah perwujudan dari aktivitas sosial terdiri dari interkasi didalam lingkungan perusahaan dan interkasi orang didalam perusahaan dengan orang diluar perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA
Antaranews.com (2012). Pemkab Jembrana Belum Aktif terapkan IPAL Pabrik.. Diakses tanggal
Mankiw, N.G (2004). Principle of Economics. 3rd Ed. Central Missouri State University.
Soutwestern
Mangoting, Y. (2008). Biaya Tanggung Jawab Sosial sebagai Tax Benefit. Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Fakultas Eonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya (Diunduh tanggal 8
Nopember 2012)
Mc Williams, et.al (2006). “Corporate Social Responsibility: Strategic Implications”. Journal of
Management Studies. Vol.43, pp.1-18
Metrotvnews.com (2010). 33 Perusahaan Masuk Daftar Hitam (Des. Diakses tanggal 8
Hitam
Permanasari, W.I. (2010), Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan
Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi Sarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro (diunduh tanggal 8 Nopember 2011)
Yuniasih, Wirakusumah. (2010), Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai
Variabel Pemoderasi. Diunduh tanggal 8 Nopember 2011.