Kegunaan Humor dalam komunikasi
interpersonal di lingkungan pendidikan dan
tempat kerja.
Pendahuluan
Humor
sering dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi perhatian dan
penelitian akademik atas humor masih belum mendapatkan perhatian yang lebih
dalam. Humor merupakan elemen dasar dalam interaksi sosial manusia, hal ini
terbukti melalui perannya dalam beberapa entitas sosial seperti pada
bermacam-macam kelompok persaudaraan.
Humor
bisa menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan pesan. Humor juga dapat
memecahkan kebekuan, mengisi jeda waktu luang yang tidak nyaman dan dapat pula membangun solidaritas grup
menjadi lebih erat. Dengan menggunakan humor ada pendapat bahwa kualitas hidup,
kepuasan kerja dan kinerja meningkat.
Beberapa
hal yang menjadi pertanyaan dan menarik untuk diteliti adalah apakah humor
memiliki pengaruh pada hubungan komunikasi interpersonal dalam lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja? Artinya apakah humor dapat meningkatkan
produktivitas dalam dunia kerja?
Selanjutnya
dalam komunikasi didunia pekerjaan bagaimana humor yang dikeluarkan oleh
pimpinan mempengaruhi anak buah dalam pekerjaanya? Dampak positif apa yang
didapat dari karyawan dari kegunaan humor? Dan bagaimana proses humor yang ada
memberikan manfaat fisik dan psikologis kepada manusia?
Pembahasan
Humor
di dunia pendidikan.
Penelitian
yang dilakukan oleh Miller (2008) memberikan kesimpulan bahwa dengan penggunaan
humor dilingkungan kerja para pengajar menggunakan humor dapat mengatasi stress
saat mengajar. Efek positif dari humor dalam penelitian ini adalah humor dapat
membangun hubungan kolegial, rejuvenation
atau peremajaan, dan mencegah kemarahan atau pertengkaran. Humor dalam dunia
pendidikan menciptakan lingkungan dimana antara pengajar dan siswa saling
merasakan hal yang sama dan secara psikologis menciptakan rasa saling terikat
(Glenn 2002 dalam Shiyab 2009).
Humor
dalam dunia pekerjaan
Humor
menyajikan beberapa variasi fungsi dalam komunikasi interpersonal, salah
satunya adalah melepaskan ketegangan atau menyelesaikan konflik. Menurut Dyadic
Power Theory (Dunbar 2004; Dunbar dan
Abra 2010; Dunbar et al., 2012), diprediksi bahwa dalam interaksi sosial yang
sama kuat menggunakan lebih banyak humor dan humor yang digunakan berbeda-beda
tipenya disesuaikan dengan tinggi atau rendahnya power dari lawan bicara mereka. Hasil dari penelitiannya menemukan
bahwa power seseorang tidak berpengaruh
terhadap jumlah humor yang mereka gunakan secara keseluruhan tetapi bagi mereka
yang memiliki power yang sama
menggunakan humor untuk melepaskan ketegangan dibanding penggunaan humor pada
orang yang memiliki power yang
berbeda. Penggunaan humor tidak berakibat pada kepuasan individu-individu yang
berinteraksi, tetapi bagi mereka yang ikut tertawa bersama rekan mereka diberi
lebih banyak pengaruh dalam penyelesaian masalah.
Bahwa
adanya gelak tawa merupakan suatu hal yang penting dalam humor percakapan
spontan karena tertawa merupakan indikasi bahwa candaan tidak hanya dinikmati
tetapi juga dipahami (Hay 2001; Dunbar et al., 2012). Hay (2000) dalam Dunbar
et al., (2012) juga mengidentifikasi tiga fungsi humor antar teman: humor
sebagai bentuk solidaritas, humor untuk memenuhi kebutuhan psikologis, dan
humor suntuk menunjukan kekuatan.
Keuntungan
yang diperoleh dari humor adalah mengurangi stress (Patricia 1991; Miller 2008).
Ketika orang tertawa sebagai akibat dari humor maka tubuh akan mengeluarkan hormon
yang mempercepat orang sembuh dari penyakitnya. Humor dapat mengurangi tekanan
dan memberikan kesegaran. Dengan badan yang segar dan sehat dapat meningkatkan
produktivitas.
Pada
masa sekarang tidak berlaku lagi kerja adalah kerja dan bermain adalah bermain.
Humor dapat diterima dalam dunia pekerjaan. Dari dunia medis humor menghasilkan
efek tertawa lepas yang melenturkan otot-otot, meningkatkan aliran adrenalin,
melatih sistem kardiovaskuler dan membersihkan mata dengan keluarnya air mata.
Hal lain adalah tubuh akan memperoduksi endorphin dimana hal ini sama dengan
ketika orang mengalami rasa cinta dan orgasme seksual.
Penggunaan
humor dalam komunikasi dapat berdampak negatif atau positif. Untuk dapat
menghasilkan dampak positif dalam penggunaan humor maka pembicara harus
memperhatikan : 1) Mengetahui siapa audience. 2) Memiliki ketrampilan untuk
mengetahui waktu yang tepat dalam menggunakan humor. 3) Cara menyampaikan
berita melalui humor harus benar. 4) Humor harus memiliki unsur originalitas (McIlheran,
2006).
Kesimpulan
Humor
merupakan sebuah elemen penting dalam interaksi sosial sebuah komunitas
masyarakat, humor memiliki berbagai macam peran dalam interaksi sosial, sebagai
media penyampaian pesan, mengisi waktu
luang serta membangun solidaritas kelompok menjadi lebih erat.
Humor
dapat digunakan pada dunia pendidikan maupun dunia kerja, untuk mengurangi
stress saat proses belajar mengajar maupun stress yang timbul akibat tekanan
pekerjaan, bahkan menurut dunia kesehatan, humor dapat menjadi suatu media
untuk meningkatkan adrenalin, melenturkan otot-otot tubuh, dan membersihkan
mata. Namun penggunaan humor juga dapat berdampak positif dan negatif, maka
dari itu penggunaan humor harus memperhatikan kepada siapa humor tersebut
ditujukan, mengetahui kapan waktu yang tepat dalam menggunakan humor, dan
penyampaian humor tersebut harus benar dan original.
Daftar
Pustaka
McIlheran,
J. (2006). The use of humor in corporate communication. International Journal, 11(3), 267-274.
Miller,
B.N. (2008). The uses and effects of humor in the school workplace. Proquest dissertations and theses.
Dunbar,
N.E. et al (2012). Humor use in power differentiated interactions. Humor, 25(4), 469-489.
Shiyab, S. (2009). Pedalogical effect of
humor on teaching. United Arab Emirates University http://www.academia.edu/698395/Pedagogical_Effect_of_Humor_on_Teaching