Minggu, 28 Oktober 2012

KONDISI CHINA (LUAR NEGERI) DAN BISNIS DI INDONESIA


China telah membangun hubungan yang lebih erat dengan Negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa tahun belakangan. Pada 1990-an, China masih dianggap sebagai ancaman bagi tetangga di Asia Tenggara karena klaim dan sengketa teritorial atas Laut Cina Selatan. Pelan tapi pasti pandangan negara tetangga ini mulai berubah saat Asia krisis keuangan tahun 1997/98 dan Cina bersitegas menolak tekanan untuk mendevaluasi mata uangnya sedangkan mata uang dari tetangganya yang jatuh bebas. Hari ini, Cina telah tampil dengan pesona pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan dan berfokus pada hubungan perdagangan denganAsia Tenggara yang dipandang oleh sebagian orang sebagai katalis untuk memperluas pengaruh politiknya. China juga telah mengembangkan hubungan keamanan bilateral dan multilateral dengan negara-negara Asia Tenggara.
Tujuan utama strategis Cina dalam meberikan pengaruh atas kekuatannya tetap menjadi subyek perdebatan dan spekulasikalangan pengamat. Asia Tenggara,bagaimanapun adalah berdekatan ke Cina di mana pengaruh Cina dapat paling mudah berkembang. Adajuga pendapat melihat China sedang menanam kestabilan, kedamaian,dan lingkungan daerah yang makmur. China membutuhkan rekan ASEAN untuk sukses dalam era modernisasi. Pandangan lain  yang lebih skeptis melihat China memainkan permainan jangka panjang dirancang untuk mengurangi pengaruh Amerika. Pertumbuhan ekonomi China secara dramatis mengubah ekonomi dan politik hubungan dengan dunia, termasuk Asia Tenggara, suatu daerah di mana Amerika Serikat juga memiliki kepentingan ekonomi, politik, dan strategis yang kuat.
Selanjutnya bagaimanakah hubungan ekonomi bisnis China Indonesia pada masa sekarang terkait dengan kebijakan yang diambil China? Apakah menciptakan peluang-peluang dalam kegiatan ekonomi kita di sektor privat?  Data neraca perdagangan menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini Indonesia megalami deficit nraca perdagangan dengan China. Secara makro hal ini memang akan menimbulkan permasalahan, akan tetapi bagi kita yang berada di sektor bisnis, murahnya harga barang impor yang datang dari China memberikan peluang bisnis baru sebagai distributor barang-barang China. Pelaku bisnis dapat memperoleh margin laba yang tinggi dengan memasarkan produk China ke pelosok pedesaan.
Potensi bisnis ini berkembang dengan menyalurkan barang-barang China sampai ke pelosok pedesaan karena harganya yang dapat dijangkau masyarakat. Handphone China sangat murah, barang-barang mainan dan rumah tangga setali tiga uang. Ketidakmampuan pemerintah untuk memberikan fasilitas bagi sector swasta sehingga barang-barang produksi kita dapat mencapai harga yang rendah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mencari solusinya sehingga competitiveness  kita dapat tecapai.
Peningkatan hubungan Indonesia-China mencapai klimaksnya dengan ditandatanganinya Strategic Partnership Agreement antara Indonesia-China pada tanggal 25 April 2005, saat Presiden Hu Jin Tao berkunjung ke Indonesia. Kemitraan Strategis ini akan difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan keamanan, memperdalam kerjasama ekonomi dan pembangunan, meningkatkankerjasama sosial budaya, dan memperluas hubungan nonpemerintah. Ada tigabidang luas yang dicakup dalam perjanjian kemitraan strategis ini, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerjasama ekonomi dan pembangunan dan kerjasama sosial budaya.
Kebangkitan Cina juga menciptakan kekhawatiran bagi lawan politik dan ekonomi China yaitu Amerika tentang bagaimana Beijing akan menggunakan tumbuhnya ekonomi dan militer. Militer Cina adalah kekuatan regional yang dominan di Asia dan salah satu kekuatan yang muncul di dunia dengan indikasi belanja militer yang besar. Beberapa analis melihatmunculnya kekuatan besar baru ke panggung dunia sebagai penyebab konflik. Sementara upaya Cina untuk memperluas pengaruhekonomi dan politik China juga mengembangkan hubungan militer dengan negara-negara Asia Tenggara. Beberapa pendapat menyimpulkan perluasan pengaruh kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran lebih luasdi kalangan kebijakan pertahanan dan dapat dipandang sebagai suatu tantangan untuk Amerika dalamwilayah tersebut.
Indonesia bisa juga berpotensimenjadi terlibat dalam sengketa.
Sengketa pulau-pulau dan karang dari Laut Cina Selatan merupakan penyebab utama
ketegangan antara Cina dan Asia Tenggara pada 1990-an. Konflik klaim atas
pulau-pulau dalam kelompok Spratly menyebabkan bentrokan angkatan laut antara Vietnam dan China di1988 yang menewaskan 70 personel angkatan laut Vietnam. Pada tahun 1995, China merebut Reef Mischiefyang diklaim oleh Filipina. Baru-baru ini, China telah bertindak secara lebihkooperatif daripada itu pada 1990-an. Forum Regional ASEAN perlu dimainkan untuk mencoba meredakan situasi di Laut China Selatan.
Hubungan diplomatik, yang telah berhenti pada tahun 1967, yang dibangun kembali pada tahun 1990. Ketegangan muncul lagi selama transisidari rezim Suharto saat kerusuhan anti-Cina terjadi pada tahun 1998. Pada tahun 1999, kemudian Presiden Wahid berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan China sebagai bagian dari strategi untuk menyeimbangkan posisi unggul Amerika di dunia. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan China diperkuat oleh mantan Presiden Megawati pada tahun 2002.
Perkembangan dan kondisi persaingan dunia bisnis telah menjadi semakin cepat, semakin komplek, semakin kompetitif dan untuk memprediksi arah kedepan menjadi semakin sulit. Beragam tantangan bisnis membuat kemampuan pemimpin perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dan respon yang cepat untuk menangkap peluang bisnis menjadi penting. Pelanggan dan stakeholder lainnya memiliki peranan kunci untuk tetap dapat bertahan didunia bisnis atau kalau tidak kita akan going out of business.
Pada umumnya perubahan lingkungan bisnis dapat memunculkan beragam peluang dan ancaman bagi para pelaku bisnis. Kondisi eksternal seperti perkembangan politik dalam negeri, politik international dan perkembangan perekonomian kawasan regional, perkembangan dan perubahan budaya, kondisi perekonomian internasional perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kondisi bisnis berjalan.
Dari kacamata pembuat kebijakan di Indonesia, jumlah penduduk China yang telah mencapai 1,3 milyar orang merupakan kesempatan ekonomi yang perlu digali. China adalah pasar raksasa bagi produk yang dihasilkanIndonesia. Sementara Indonesia merupakan pasar bagi produk China seperti tekstil, barang-barang konsumen, sepeda motor, dan barang elektronik. Indonesia jugakawasan menarik bagi para turis asal China. Lebih dari 470 ribu wisatawan China  pada tahun 2010 mengunjungi Indonesia dengan rata-rata pengeluaran perkunjungan pada tahun 2010 sebesar 923 USD atau setara dengan 3,8 triliun rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar